Sabtu, 24 Juli 2010

Narsis + Sombong Dalam Rohani = Rakus

Di dalam kehidupan terdapat banyak kejahatan dengan berbagai motif dan juga alasan-alasannya. Namun, Saya tidak percaya 100 % kejahatan ini didasari oleh materiil. Bahkan saya lebih percaya dan yakin 85% bahwa kejahatan terjadi karena manusia mempunyai kesombongan dalam rohani, dan tentu juga saya memiliki alasan pula untuk penilaian tersebut.

Jika kita mau saja mengakui hal ini maka kita akan berpikir ulang kembali. Kita bisa lihat kenyataan dalam hidup, di mana unsur rakus dan ingin lebih selalu mengikuti kita, toh dalam hal ini juga termasuk saya loh. Selalu ingin lebih.

Coba kita survey kenyataannya! Lihat saja para pejabat yang sebenarnya sudah mengidap penyakit narsis + sombong dalam rohani. Kita lihat kendaraan mereka terlalu mewah yang harganya melebihi 1 Miliar. Padahal, baik itu mewah atau tidak akan kena macet juga untuk daerah Jakarta yang memang padat kendaraan. Bahkan walaupun mobil mewah itu memiliki kecepatan yang tinggi, tetap saja harus mematuhi peraturan lalu lintas yang telah mengatur kecepatan yang normal pada jalan umum. Maka jelas bersikap berlebihan tidak ada manfaatnya dan yang perlu kita sikapi adalah sederhana dalam hal ini "proposionalitas", yaitu segala hal yang kita butuhkan harus sesuai dengan proporsinya.

Dan ada lagi satu lagi yang aneh sekali yaitu korupsi. Korupsi ratusan juta, saya rasa sudah cukup, tapi karena rakus dalam rohani maka uang ratusan juta itu tidak cukup. Padahal dengan uang ratusan juta buat satu keluarga dan sisanya untuk membuka usaha yang halal itu sudah lebih tercukupi (baca: bukan membenarkan korupsi). Karena ingin lebih terus akhirnya sampai lupa bahwa dirinya terus menggerogoti uang Negara, yang pada dasarnya milik rakyat. Hingga berakibat terlalu banyak korban kejahatan karena ulah orang yang mempunyai kekuasaan tapi sombong dalam rohani alias rakus. Dan rakus dalam segala hal memang harus diperangi.

Catatan :
Tulisan di atas terinspirasi dari buku The Mang Ucup Code.

0 komentar:

Posting Komentar